subhanallah........!!! Dan Apabila Hamba-HambaKu Bertanya Kepadamu Tentang Aku, Maka Sesungguhnya Aku Adalah Dekat



وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَع�'وَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖفَل�'يَس�'تَجِيبُوا لِي وَل�'يُؤ�'مِنُوا بِي لَعَلَّهُم�' يَر�'شُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu mengenai Saya, jadi (jawablah), sebenarnya Saya yaitu dekat. Saya mengabulkan permintaan orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku, jadi hendaklah mereka itu penuhi (semua perintah-Ku) serta sebaiknya mereka beriman kepada-Ku, supaya mereka senantiasa berada dalam kebenaran. ” (Al-Baqarah : 186)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ

“…. Serta jika hamba-hambaKu bertanya padamu mengenai Saya, jadi sebenarnya Saya yaitu dekat. ” (Al-Baqarah : 186)


DOA-1Ini yaitu aturan (prinsip pokok ajaran) Al Qur’an dalam permasalahan keimanan, yang punyai jalinan yang agung dengan satu diantara beribadah yang paling agung, yakni ibadah doa.

Aturan yang terkait dengan doa ini datang sesudah beberapa ayat-ayat mengenai puasa, jadi marilah kita lihat suatu hal dari panduan aturan Al-Qur’an ini :

 (1). Al Qur’an mengandung empat belas pertanyaan, serta semuanya dengan diawali يَس�'أَلُونَكَ “Mereka ajukan pertanyaan padamu, ” lalu datang jawabannya dengan قُل�' “katakanlah, ” terkecuali pada satu ayat saja “fa qul” “maka katakanlah, ” dalam Surat Thaha, serta terkecuali tempat yang hanya satu-satunya ini, jadi ia dengan diawali jumlah syarthiyyah ini,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ

“Dan jika hamba-hambaKu ajukan pertanyaan kepadamu mengenai Aku, ” (Al-Baqarah : 186),

Serta datanglah jawab prasyarathnya tanpa ada menggunakan kata kerja قُل�' “Katakanlah, ” namun Dia berfirman,


فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَع�'وَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“maka sebenarnya Saya yaitu dekat. Saya mengabulkan permintaan orang yang berdoa jika ia memohon kepadaKu. ” (Al-Baqarah : 186).

Jadi seakan-akan pembatas dengan redaksinya yang singkat ini, “قُل�'” (katakanlah) seakan-akan menghindari kedekatan pada orang yang berdoa dengan Tuhannya, jadi datanglah jawabannya dengan tanpa ada memakai penghubung فَإِنِّي قَرِيبٌ “maka sebenarnya Saya yaitu dekat”, untuk mengingatkan kepada begitu dekatnya Allah dari hambaNya ketika dia berdoa! Serta ini termasuk juga diantara jawaban yang terbagus dari sebab turunnya ayat ini -apabila ia shahih- ketika Nabi SAW di tanya, “Apakah Tuhan kami itu dekat, sehingga kami bakal bermunajat kepadaNya, atau mungkin Dia itu jauh, hingga kami mesti menyeruNya? ”

 (2). Renungkanlah FirmanNya عِبَادِي “hamba-hambaKu”, berapa banyak kasih sayang pada hamba-hambaNya (yang diisyaratkan oleh) lafazh ini, dimana Allah menisbatkan mereka pada diriNya Yang Mahatinggi, Mahasuci, serta Maha Terpuji, jadi manakah beberapa orang yang berdoa? Serta manakah beberapa orang yang mengetuk pintu-pintu karuniaNya?!

 (3). فَإِنِّي قَرِيبٌ “Maka sebenarnya Aku yaitu dekat”. Disini terdapat penetapan kedekatanNya dari hamba-hambaNya. Mahamulia serta Mahatinggi Dia, serta ia yaitu kedekatan yang spesial untuk orang yang menyembahNya serta berdoa kepadaNya, serta ini -demi Allah- termasuk juga diantara hal paling besar yang mendorong orang Mukmin untuk semangat dalam berdoa pada Pelindungnya.

 (4). Dalam FirmanNya أُجِيبُ “Aku mengabulkan”, ada dalil yang perlihatkan Kuasa Allah serta kesempurnaan pendengaranNya, serta ini yaitu hal yg tidak dapat dikerjakan oleh seseorang juga kecuali Dia Yang Mahasuci!

Sebenarnya raja manapun diantara raja-raja dunia -dan Allah mempunyai perumpamaan yang paling tinggi- meskipun dia di beri kemampuan serta kekuasaan yang bagaimana juga, tetap saja dia tak dapat mewujudkan semuanya yang dia kehendaki, lantaran dia yaitu seorang makhluk yang lemah, yg tidak dapat menghindar sakit serta kematian dari dianya, terlebih hal yang lain. Jadi Mahasuci Allah Yang Mahakuat, Mahaperkasa, Maha Penyayang, dan Maha Pengasih,

 (5). Dalam FirmanNya إِذَا دَعَانِ “apabila dia memohon kepadaKu”, ada isyarat sebenarnya diantara prasyarat dikabulkannya doa yaitu sebaiknya orang yang berdoa itu mendatangkan hatinya ketika dia berdoa pada Tuhannya serta benar dalam memohon pada Pelindungnya, dimana dia ikhlas, terasa dianya begitu perlu pada Tuhannya, serta terasa dirinya diberikan kemurahan serta kedermawanan Allah. 1

 (6). Di antara beberapa panduan dan bebrapa arti yang diperlihatkan oleh aturan (prinsip pokok) ini yaitu : sebenarnya Allah Ta’ala mengabulkan doa seorang jika dia berdoa kepadaNya. Akan tetapi hal semacam itu tak harus bermakna Allah mengabulkan permintaannya, lantaran Allah Ta’ala terkadang mengakhirkan untuk mengabulkan keinginan seorang supaya orang yang berdoa itu jadi tambah tunduk pada Allah, serta terus-terusan berdoa (sampai dikabulkan), hingga dengan hal semacam itu Imannya jadi kuat serta pahalanya jadi tambah ; atau Allah menyimpannya untuk dia pada Hari Kiamat ; atau Allah menghindar keburukan darinya yang lebih besar faidahnya untuk orang yang berdoa itu ; serta berikut rahasia -wallahu’alam- dalam Firman-Nya أُجِيبُ دَع�'وَةَ الدَّاعِ “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa. ” 2

(7). Dan mahkota dari rahasia-rahasia halus yang terkait dengan aturan dari beberapa aturan beribadah ini, وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ “Dan jika hamba-hambaKu ajukan pertanyaan padamu tentang Saya, jadi sebenarnya Saya yaitu dekat”, sebetulnya Anda lihat kepadanya satu rahasia diantara rahasia-rahasia keagungan agama ini, yakni tauhid, jadi berikut Tuhanmu -wahai orang Mukmin- yang mana Dia yaitu Raja dari semua raja, Yang Maha Berkuasa, Maha Memaksa, yang tak ada satu kerajaan juga yang menyamakan kerajaan-Nya, serta tak ada satu kekuasaan juga (yang menyamai) kekuasaanNya ; Anda tak perlu untuk bikin janji-janji (terlebih dulu) jika Anda ingin memohon kepadaNya, juga tak perlu pada perizinan-perizinan, serta tak juga beberapa hal semacamnya. Sebenarnya (Anda cuma butuh) mengangkat ke dua tangan, disertai hati yang jujur, lantas Anda memohon keperluan Anda.

Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Sesungguhnya saya tak memikul keharusan pingin dikabulkannya doa, walau demikian saya memikul keharusan menginginkan berdoa, jadi jika saya diberi ilham untuk berdoa, jadi sebenarnya pengabulan doa akan datang bersamanya. ’

Serta berdasarkan berdasarkan besar kandungan niat hamba, hasratnya, maksudnya, serta sikap antusiasnya, sebesar itu juga kandungan taufik serta pertolongan Allah Ta’ala datang. Jadi pertolongan dari Allah turun pada hamba-hamba berdasar pada kandungan hasrat, keteguhan, pengharapan, serta rasa takut mereka, serta demikian sebaliknya kekalahan turun pada mereka berdasar pada kandungan hal semacam itu juga, … serta tidaklah orang yang kalah di beri (kekalahan) tetapi dari segi penyia-nyiaan sukur, serta sikap melalaikan dalam tunjukkan rasa taat serta berdoa, serta tidaklah orang yang menang di beri kemenangan -dengan kehendak serta pertolongan Allah- tetapi lantaran melakukannya pada sikap sukur dan benar dalam membuktikan rasa perlu serta berdoa. ” 3

Serta diantara makna-mana yang utama yang layak didatangkan oleh seseorang hamba, ketika dia tengah berdoa, yaitu apa yang diisyaratkan oleh Imam Abu Sulaiman al-Khaththabi, ketika beliau tengah mengulas hikmah serta disyariatkannya doa, dimana beliau berkata, “Dan sungguh Allah sudah mengambil keputusan supaya hamba itu diuji serta dipakai, serta bergantung diantara pengharapan serta rasa takut -yang mana keduanya adalah dua tingkatan penghambaan diri- agar dengan hal semacam itu terlaksanalah beberapa pekerjaan yang dibebankan pada dianya, yang disebut ciri khas tiap-tiap hamba, serta tiap-tiap makhluk yang diurus serta ditata. ” 4

Serta diantara beberapa panduan pedoman (prinsip pokok) ini -yang terkait dengan konteksnya- yaitu : disunnahkannya berdoa saat berbuka pada bln. Ramadhan serta selainnya, serta ini yaitu apa yang diperlihatkan oleh zahir al-Qur’an.

Jadi alangkah indahnya seseorang hamba, ketika dia memperlihatkan kefakirannya serta penghambaan dianya dengan memohon pada Pelindungnya serta bersimpuh dihadapan Penciptanya, Pemberi rejekinya, serta Dzat yang mana ubun-ubun hamba itu ada di Tangan-Nya!

Serta alangkah bahagianya dia ketika dia memakai beberapa saat dikabulkannya doa untuk bermunajat pada Tuhannya, serta memohon kepadaNya dari luasnya karuniaNya dari kebaikan dunia serta akhirat!

Kita memohon pada Allah supaya Dia menganugerahkan pada kita sikap penyandaran diri yang jujur kepadaNya, bersimpuh dihadapanNya, kesempurnaan ketundukan kepadaNYa, kuatnya tawakal kepadaNya, serta supaya Dia tak mengecewakan harapan-harapan kita padaNya, serta tak jadikan kita sebagai beberapa orang yang kecewa disebabkan dosa-dosa serta amal-amal kita yang kurang maksimal. Syahida. com/ANW

—-

1 Apa-apa yang sudah disebutkan bisa dilihat dalam Mafatuh al-Ghaib, 5/84 ; serta Tafsir al-Qur’an al-Karim, al-Utsaimin, 1/345.

2 Tafsir al-Qur’an al-Karim, al-Utsaimin, 1/345.

3 Al-Fawa’id, hal. 181.

4 Sya’nu ad-Dua’a, hal. 9-10.

====

Sumber : Kitab 50 Prinsip Pokok Ajaran Al Qur’an Bekal Membangun Jiwa yang Kuat serta Pribadi yang Luhur, Karya : Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, Penerjemah : Abdurrahman, Lc. , penerbit : Darul Haq
subhanallah........!!! Dan Apabila Hamba-HambaKu Bertanya Kepadamu Tentang Aku, Maka Sesungguhnya Aku Adalah Dekat subhanallah........!!! Dan Apabila Hamba-HambaKu Bertanya Kepadamu Tentang Aku, Maka Sesungguhnya Aku Adalah Dekat Reviewed by Unknown on 16.54 Rating: 5