APA YANG ANDA FIKIRKAN DENGAN KEBIJAKAN INI......!!!! Karena Berhijab Presenter Sandrina Malakiano dikeluarkan dari Metro TV.. TOLONG BANTU SHARE
![]() |
Sejak memastikan untuk berjilbab, sosok Sandrina Malakiano tidak lagi membawakan berita, Ia menghilang. Metro TV tempat ia bekerja dikritik lantaran melarang Sandrina Malakiano kenakan jilbab ketika siaran, walau Sandrina telah memperjuangkannya sepanjang berbulan-bulan dengan mengajak deretan pimpinan level atas Metro TV berdiskusi panjang. Larangan berikut, alasan Sandrina keluar dari Metro TV.
Setiap saat satu musibah datang, jadi benar-benar bisa jadi di belakangnya sebenarnya menguntit barokah yang belum terlihat. Saya sendiri meyakini kalau ” seperti Islam mengajarkan ” dibalik kebaikan bisa jadi tersembunyi keburukan serta dibalik keburukan bisa jadi tersembunyi kebaikan.
Saya sendiri menunjukkan itu dalam kaitan dengan ketentuan menggunakan hijab mulai sejak pulang berhaji dimuka 2006. Selekasnya sesudah ketentuan itu saya bikin, sesuai sama dugaan, ujian pertama datang dari tempat saya bekerja, Metro TV.
Meskipun tanpa ada didasari ketentuan tercatat, saya tak diperbolehkan untuk siaran lantaran berjilbab. Pimpinan Metro TV sebenarnya telah mengijinkan saya siaran dengan jilbab jikalau diluar studio, sesudah berbulan-bulan saya memperjuangkan izinnya.
Namun, mereka yang mengelola segera bermacam tayangan di Metro TV menghalangi saya di tingkat yang lebih operasional. Pada akhirnya, sesudah enam bln. saya berjuang, bernegosiasi, serta mengajak diskusi panjang beberapa orang dalam deretan pimpinan level atas serta tengah di Metro TV, saya terasa pintu memanglah telah ditutup.
Disamping itu, sebagai penyiar paling utama saya memperoleh upah yang tinggi. Untuk hindari fitnah sebagai orang yang makan upah buta, pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk cuti diluar tanggungan sepanjang sistem negosiasi berjalan. Jadi, sepanjang enam bulan saya tidak peroleh pendapatan, namun dengan status yang tetaplah terikat pada institusi Metro TV.
Sesudah berlama-lama dalam posisi yang tidak terang serta tidak lihat ada cahaya di ujung lorong yang gelap, akhirnya saya mengundurkan diri. Pengunduran diri ini yaitu satu ketentuan besar yang harus saya bikin. Saya sangat menyukai pekerjaan saya sebagai reporter serta presenter berita dan lalu sebagai anchor di tv.
Saya telah menekuni pekerjaan yang sangat saya cintai ini mulai sejak di TVRI Denpasar, ANTV, sebagai freelance buat beberapa jaringan TV internasional, TVRI Pusat, serta lalu Metro TV sepanjang 15 th., saat saya kehilangan pekerjaan itu. Jadi, ini yaitu satu musibah besar untuk saya.
Namun, dengan penuh keyakinan kalau Allah bakal berikan saya yang paling baik serta kalau dunia tidak selebar daun Metro TV, saya bergeming dengan ketentuan itu. Saya meyakini dibalik musibah itu, saya bakal memperoleh berkah dari-Nya.
Hikmah Berjilbab
Benar saja. Kurang lebih 1 tahun sesudah saya mundur dari Metro TV, ibu saya terserang radang pankreas akut serta harus dirawat intensif dirumah sakit. Saya tidak dapat memikirkan, bila saja saya masihlah aktif di Metro TV, bagaimana mungkin saja saya dapat mengikuti Ibu sepanjang 47 hari dirumah sakit sampai Allah memanggilnya pulang pada 28 Mei 2007 itu.
Bagaimana mungkin saja saya dapat temaninya selama 28 hari di ruangan rawat inap umum, menungguinya diluar ruangan operasi besar dan dua hari di ruangan ICU, serta lalu 17 hari di ruangan ICCU?
Hikmah lain yang saya sungguh syukuri yaitu lantaran berjilbab saya memperoleh peluang buat pelajari Islam dengan cara tambah baik. Peluang ini datang diantaranya lewat bermacam acara bercorak keagamaan yang saya asuh di sebagian stasiun TV. Metro TV sendiri berikan saya peluang sebagai tenaga kontrak untuk jadi host dalam acara pamer cakap (talkshow) sepanjang bln. Ramadhan.
Oleh karena itu, saya mendapatkan peluang untuk jadi rekan dialog beberapa profesor di acara Ensiklopedi Al Quran sepanjang Ramadhan th. lantas, umpamanya. Saya juga mendapatkan ada banyak pelajaran serta pemahaman baru mengenai agama serta keberagamaan.
Islam tampak semakin atraktif, dalam memiliki bentuk yang tidak dapat saya pikirkan terlebih dulu. Saya berjumpa Islam yang hanif, membebaskan, toleransi, memanusiakan manusia, mengagungkan ibu serta golongan wanita, penuh penghargaan pada kemajemukan, serta melindungi minoritas.
Saya samasekali tidak terasa kalau saya telah berislam dengan cara baik serta mendalam. Berbeda sekali. Berjilbab juga, butuh saya tegaskan, tidaklah satu proklamasi mengenai kesempurnaan beragama atau mengenai kesucian. Berjibab yaitu usaha yang sangat personal buat pilih kenyamanan hidup.
Berjilbab yaitu satu piranti untuk melakukan perbaikan diri tanpa ada butuh mempublikasikan seluruh kebaikan itu pada orang lain. Berjilbab selanjutnya yaitu satu pilihan personal.
Saya menghormati pilihan personal orang lain tidak untuk berjilbab atau bahkan juga untuk memakai pakaian seminim yang ia ingin atas nama kenyamanan personal mereka. Namun, dikarenakan itu, lumrah saja bila saya menuntut penghormatan sama dari siapa saja atas pilihan saya menggunakan jilbab.
Hikmah yang lain yaitu saya jadi tahu kalau fundamentalisme dapat tumbuh dimana saja. Ia dapat tumbuh kuat di kelompok yang dimaksud puritan. Ia juga nyatanya dapat berkembang di kalangan yang mengakui dirinya liberal dalam berislam.
Tidak lama sesudah berjilbab, di dalam sistem bernegosiasi dengan Metro TV, saya temani suami untuk berjumpa dengan Profesor William Liddle ” seorang yang selalu kami perlakukan penuh hormat sebagai sobat, mentor, bahkan juga terkadang orangtua ” di satu instansi nirlaba. Disana kami juga berjumpa dengan beberapa rekan, yang dikenali umum sebagai tokoh-tokoh liberal dalam berislam.
Saya terperanjat mendengar komentar-komentar mereka mengenai ketentuan saya berjilbab. Dengan suara sedikit berbuat tidak etis, mereka memberi beberapa komentar jelek, sembari seakan-akan membetulkan ketentuan Metro TV untuk melarang saya siaran lantaran berjilbab. Satu diantara komentar mereka yang masihlah lekat dalam ingatan saya yaitu, Kamu tersesat. Semoga selekasnya kembali pada jalan yang benar.
Saya sungguh terperanjat lantaran sikap mereka bertentangan dengan cara diametral dengan bebrapa ide yang konon mereka perjuangkan, yakni pembebasan manusia serta penghargaan hak-hak dasar tiap-tiap orang di dalam kemajemukan.
Bagaimana mungkin saja mereka tidak faham kalau berjilbab yaitu hak yang dipunyai oleh tiap-tiap wanita yang mengambil keputusan menggunakannya? Bagaimana mereka tidak tahu kalau bila satu stasiun TV membolehkan wanita kenakan pakaian minim untuk tampak atas argumen hak asasi, mereka juga harusnya membolehkan seseorang wanita berjilbab untuk peroleh hak setara?
Bagaimana mungkin saja mereka mempunyai fikiran kalau dengan kepala yang ditutupi jilbab jadi kecerdasan seorang wanita segera meredup serta otaknya mengkeret mengecil?
Berbarengan suami, saya lalu menyimpulkan kalau fundamentalisme “mungkin dalam bentuknya yang lebih berbahaya” ternyata dapat bersemayam di kepala beberapa orang yang mengakui liberal.
Catatan : Pada Mei 2006, ketentuan yang susah juga akhirnya ia ambillah. Sandrina resmi keluar dari stasiun tv itu. (*)
sumber: http://www.muslimjuara.org/
APA YANG ANDA FIKIRKAN DENGAN KEBIJAKAN INI......!!!! Karena Berhijab Presenter Sandrina Malakiano dikeluarkan dari Metro TV.. TOLONG BANTU SHARE
Reviewed by Unknown
on
16.46
Rating:
