HANYA ORANG BODOH YANK GAK MAU BACA BERITA INI...............!!!! (ANDA AKAN TERHARU BAHKAN MENETESKAN AIR MATA) Kalau Berani, Baca Kisah ini Bareng Pasanganmu. Banyak pasangan tersadarkan dengan kisah ini..... BACA SELENGKAPNYA DAN JANGAN LUPA BAGIKAN YA



Empat th. yang lalu, kecelakaan sudah merenggut orang yang kukasihi, kerap aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku saat ini di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia tentu begitu sedih lantaran sudah meninggalkan sorang suami yg tidak dapat mengurusi tempat tinggal serta seorang anak yang masih begitu kecil.

Demikianlah yang kurasakan, lantaran selama ini saya terasa bahwa saya sudah tidak berhasil, tak dapat penuhi keperluan jasmani serta rohani anakku, serta tidak berhasil untuk jadi ayah serta ibu untuk anakku.

Pada suatu hari, ada masalah utama di tempat kerja, saya mesti selekasnya pergi ke kantor, anakku masihlah tertidur. Ohhh saya mesti sediakan makan untuk dia. Lantaran masihlah ada bekas nasi, jadi saya menggoreng telur buat dia makan. Sesudah memberi tahu anakku yang masih mengantuk, lalu aku bergegas pergi ke tempat kerja.

Peran ganda yang kujalani, bikin energiku benar-benar terkuras. Satu hari saat saya pulang kerja saya merasa begitu capek, sesudah bekerja selama seharian. Hanya sekelebat saya memeluk serta mencium anakku, saya segera masuk ke kamar tidur, serta melewatkan makan malam. Tetapi, saat saya merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menyingkirkan kepenatan, tiba-tiba saya terasa ada suatu hal yang pecah serta tumpah seperti cairan hangat! Saya buka selimut danâ? ¦.. disanalah sumber “masalah”nya â? ¦ satu mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!

Ohâ? ¦Tuhan! Saya demikian marah, saya mengambil gantungan baju, serta segera menghujani anakku yang tengah gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia cuma menangis, sedikitpun tak meminta belas kasihan, dia cuma memberi penjelasan singkat : “Ayah, tadi saya merasa lapar serta tak ada lagi sisa nasi. Namun ayah belum pulang, jadi saya menginginkan memasak mie instan. Saya ingat, bapak pernah mengatakan tidak untuk menyentuh atau memakai kompor gas tak ada orang dewasa di sekitaran, jadi saya menyalakan mesin air minum ini serta memakai air panas untuk memasak mie. Satu untuk bapak serta yang satu lagi buat saya. Karena saya takut mie”nya bakal jadi dingin, jadi saya menyimpannya dibawah selimut agar tetaplah hangat hingga ayah pulang. Namun saya lupa untuk mengingatkan bapak lantaran saya sedang bermain dengan mainanku, saya minta maaf, bapak â? ¦ ”

Saat itu juga, air mata mulai mengalir di pipiku, namun, saya tidak ingin anakku lihat ayahnya menangis jadi saya lari ke kamar mandi serta menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi nada tangisku. Setelah sebagian lama, saya hampiri anakku, kupeluknya dengan erat serta memberi obat padanya atas luka sisa pukulan dipantatnya, lantas saya membujuknya untuk tidur. Lalu saya bersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur. Saat semua telah usai serta melalui tengah malam, saya melalui kamar anakku, serta lihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, namun lantaran dia tengah lihat photo ibu yang dikasihinya.

Setahun berlalu mulai sejak peristiwa itu, saya coba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberikannya kasih sayang seseorang bapak serta kasih sayang seseorang ibu, dan memerhatikan semuanya kebutuhannya. Tanpa ada merasa, anakku telah berumur tujuh th., serta bakal lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tak meninggalkan masa lalu jelek di saat kecilnya serta dia telah tumbuh dewasa dengan bahagia. Tetapi, belum lama, saya telah memukul anakku lagi, saya betul-betul menyesal. Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku serta memberitahukan kalau anak saya tidak hadir dari sekolah. Saya pulang kerumah lebih awal dari kantor, saya mengharapkan dia dapat menjelaskan. Namun ia tak ada dirumah, saya pergi mencari di sekitaran tempat tinggal kami, memangil-manggil namanya serta pada akhirnya temukan dianya di satu toko alat catat, lagi tengah bermain komputer game dengan senang. Saya geram, membawanya pulang serta menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lantas menuturkan, “Aku minta maaf, ayah”.

Selang beberapa lama saya selidiki, ternyata ia tidak hadir dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, lantaran yg diundang yaitu siswa dengan ibunya. Serta tersebut alasan ketidakhadirannya karena ia tak punya ibu.

Sekian hari sesudah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahuku, kalau disekolahnya mulai di ajarkan cara membaca serta menulis. Mulai sejak waktu itu, anakku semakin banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis, saya meyakini, bila istriku masih ada serta melihatnya ia bakal terasa bangga, sudah pasti dia bikin saya bangga juga!

Saat berlalu dengan begitu cepat, setahun sudah lewat. Namun astaga, anakku bikin permasalahan lagi. Saat saya tengah menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, mendadak kantor pos menelpon. Dikarenakan pengiriman surat tengah alami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, situasi hati mereka juga jadi kurang bagus.

Mereka menelponku dengan sebagian emosi, untuk memberi tahu kalau anakku sudah kirim sebagian surat tanpa alamat. Meskipun aku telah berjanji tidak untuk pernah memukul anakku lagi, namun saya tak bisa menahan diri tidak untuk memukulnya lagi, lantaran saya terasa kalau anak ini telah sungguh-sungguh keterlaluan. Namun sekali lagi, seperti sebelumnya, dia mohon maaf :

“Maaf, ayah”. Tidak ada tambahan satu kata juga untuk menerangkan alasannya lakukan itu. Kemudian saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat itu lalu pulang. Sesampai dirumah, dengan marah saya mendorong anakku ke pojok mempertanyakan padanya, perbuatan konyol terlebih ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, di dalam isak-tangisnya, yaitu : “Surat-surat itu untuk ibuâ? ¦.. ”. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. â? ¦. namun saya coba mengendalikan emosi serta selalu bertanya padanya : “Tapi mengapa kamu memposkan demikian banyak surat-surat, pada saat yg sama? ” Jawaban anakku itu : “Aku sudah menulis surat buat ibu untuk saat yang lama, namun setiap saat saya ingin menjangkau kotak pos itu, sangat tinggi bagiku, hingga saya tidak bisa memposkan surat-suratku. Namun baru-baru ini, saat saya kembali pada kotak pos, saya dapat mencapai kotak itu serta saya mengirimkannya sekaligus”. Sesudah mendengar penuturannya ini, saya kehilangan kalimat, saya bingung, tidak tahu apa yang perlu saya kerjakan, serta apa yang harus saya katakan.

Saya bilang pada anakku, “Nak, ibu sudah ada di surga, jadi untuk setelah itu, bila anda hendak menuliskan suatu hal untuk ibu, cukup dengan membakar surat itu jadi surat bakal hingga pada mommy. Sesudah mendengar hal semacam ini, anakku jadi lebih tenang, serta segera kemudian, ia dapat tidur dengan pulas. Saya berjanji bakal membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat itu ke luar, tapiâ? ¦. saya jadi penasaran tidak untuk buka surat itu sebelum saat mereka beralih jadi abu. Serta satu diantara isi surat-suratnya bikin hati saya hancur “ibu sayang”, Saya benar-benar merindukanmu! Hari ini, ada satu acara “Pertunjukan Bakat” di sekolah, serta mengundang seluruhnya ibu untuk ada di pertunjukan itu. Namun anda tak ada, jadi saya tidak mau menghadirinya juga. Saya tak memberi tahu bapak berkenaan hal semacam ini lantaran saya takut ayah dapat mulai menangis serta merindukanmu lagi.

Waktu itu untuk menyembunyikan rasa sedih, saya duduk di depan computer serta mulai bermain game di diantara satu toko. Bapak keliling-keliling mencariku, sesudah menemukanku bapak geram, serta saya cuma dapat diam, bapak memukul saya, namun saya tak menceritakan alasan yang sesungguhnya. Ibu, setiap hari saya lihat bapak merindukanmu, setiap saat dia teringat kepadamu, ia begitu sedih serta seringkali bersembunyi serta menangis di kamarnya. Saya fikir kita berdua sangat begitu merindukanmu. Sangat berat untuk kita berdua. Namun bu, saya mulai melupakan wajahmu. Dapatkah ibu nampak dalam mimpiku hingga saya bisa lihat wajahmu serta ingat anda? Rekanku katakan bila kau tertidur dengan photo orang yang kamu rindukan, jadi anda bakal lihat orang itu dalam mimpimu. Namun ibu, mengapa engkau tidak pernah muncul?

Sesudah membaca surat itu, tangisku tak bisa berhenti lantaran saya tak pernah dapat menggantikan kesenjangan yang tidak bisa digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku

Note : Untuk para suami dan lelaki, yang sudah dianugerahi seseorang istri/pasangan yang baik, yang penuh kasih pada anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari pada istrimu. Dia sudah ikhlas menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu serta senantiasa setia menunggumu, melindungi dan menyayangi dirimu serta anak-anakmu.
Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia selama hidupmu dengan semua kekurangan serta keunggulannya, karena jika engkau sudah kehilangan dia, tak ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikannya.

SUMBER: http://postshare.co.id/archives/14953#cb
HANYA ORANG BODOH YANK GAK MAU BACA BERITA INI...............!!!! (ANDA AKAN TERHARU BAHKAN MENETESKAN AIR MATA) Kalau Berani, Baca Kisah ini Bareng Pasanganmu. Banyak pasangan tersadarkan dengan kisah ini..... BACA SELENGKAPNYA DAN JANGAN LUPA BAGIKAN YA HANYA ORANG BODOH YANK GAK MAU BACA BERITA INI...............!!!! (ANDA AKAN TERHARU BAHKAN MENETESKAN AIR MATA) Kalau Berani, Baca Kisah ini Bareng Pasanganmu. Banyak pasangan tersadarkan dengan kisah ini..... BACA SELENGKAPNYA DAN JANGAN LUPA BAGIKAN YA Reviewed by Unknown on 16.59 Rating: 5