SUBHANANALLAH.......!!!! " MERINDING BACANYA" Mengapa Orang yang Sakaratul Maut Melihat ke Atas? Ini jawabanya mengejutkan !! SILAHKAN BACA DAN TOLONG BAGIKAN

Ketika kita melihat orang yang sedang sakaratul maut, sering kali kita merasakan orang itu menatap ke atas. Ada apakah?

Apabila orang beriman meninggal, beberapa malaikat turun dari langit kepadanya. Beberapa malaikat yang datang padanya berpakaian putih. Cerah, membawa kain kafan dan membawa wangi-wangian dari surga. Lalu para malaikat itu duduk di sekitaran orang mukmin yang akan meninggal.

Para malaikat duduk mengelilingi orang beriman tadi sejauh mata melihat.

Maka, perhatikan orang yang akan meninggal dunia, jika dalam kondisi sakit dia tak melihat ke kanan, atau ke kiri apalagi ke bawah. Namun dia memandang ke atas, ke depan. Lantaran pada dasarnya malaikat itu ada. Ada.

Saat kita sedang mengkondisikan orang yang tengah sakaratul maut, orang lain yang sedang nangis entah pihak keluarga atau kerabat disuruh untuk pergi menjauhi si sakaratul maut tadi. Janganlah mengganggu orang yang sakaratul maut. Orang yang sangat sedih janganlah ngomong tentang rasa sedih terkecuali mengenai kebaikan. “Duh ibu ini susah meninggalnya, ” umpamanya seperti itu. Ini tidak di ijinkan.

Rasulullah Saw pernah berkata janganlah bicara kecuali yang baik. Beberapa malaikat itu mengaminkan apa yang kalian katakan.

Orang yang sakaratul maut sudah tidak ingin apa-apa. “Pak ini ada uang segepok. ”

Si sakaratul maut itu tidak akan gubris.

“Pak baju ini buat bapak. ”

Si sakaratul maut tadi tak melihat.

Benarlah itu tanda sakaratul maut lantaran dunia itu rasanya telah hambar. Jadi yang kita lakukan yaitu tenangkan, talkin. Ia lihat peristiwa besar, janganlah paksakan untuk menyadari kita. “Ajarilah

orang (menjelang/sesudah) meninggal dunia diantara anda dengan kalimat “لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ” (tidak ada tuhan kecuali Allah) ”. (HR. Muslim).

Talkin di telinga si sakaratul maut di telinga samping kanan. Dengan lembut, tak perlu buru-buru. Berikanlah jeda saat supaya dia mencerna kalimat thayyibah yang kita berikan. Bila dia telah mengucapkan Lailaha illallah, telah, janganlah di ajak bicara lagi.

Bila setelah itu si sakaratul maut tadi mengatakan sesuatu, seperti “Air, haus, ingin minum, ” talkin kembali sehingga ia mengatakan kalimat Lailaha illallah sampai itu jadi kalimat terakhirnya. Mohon pada Allah agar dicabut nyawa dalam keadaan baik.

Kembali, sesudah para malaikat duduk melingkari sang mukmin selama mata melihat. Lantas, datanglah Malaikat Maut duduk tak jauh dari kepala sanga mukmin. Malaikat Maut bertutur, “Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya. ”

Lalu, keluarlah jiwa sang mukmin dari jasadnya seperti keluarnya tetesan air dari bibir tempat air.

Selanjutnya Malaikat Maut mengambilnya. Apabila Malaikat Maut telah mengambil ruhnya maka malaikat yang lain tidak biarkan ruh itu ada di tangan Malaikat Maut sekejap mata juga sampai mereka mengambilnya. Mereka menempatkannya ke kafan beserta wewangian dari surga tadi. Ruh itu keluar dengan aroma yang wangi. Mereka membawanya naik ke atas. Setiap saat mereka melalui para malaikat, mereka di tanya, “Siapakah ruh yang baik ini? ”

Malaikat-malaikat yang membawa ruh itu mengatakan, “Ini ruh Fulan bin Fulan, ” untuk menyebut panggilan terbaiknya saat di dunia.

Sampai beberapa malaikat sampai ke langit. Mereka memohon supaya pintu langit di buka, jadi dibukakanlah untuk mereka lalu diiringi oleh beberapa malaikat dari semua penjuru langit sampai ke langit selanjutnya, sampai akhirnya ke langit yang ketujuh.

Lalu Allah Swt. berfirman, “Tulislah catatan amal hambaKu di ‘Illiyyin, dan kembalikan ia ke bumi ; lantaran sesungguhnya Saya membuat mereka (manusia) dari bumi (tanah), kepadanya juga akan Kukembalikan, serta dari sana akan Kukeluarkan mereka pada waktu yang lain. ”

Semoga kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Sumber: bersadakwahnet.