NIH BUAT PARA PEJABAT DI SELRUH DUNIA........!!! H. Agus Salim: Memimpin Itu Menderita, Bukan Menumpuk Harta.,, SILAHKAN BACA DAN BAGIKAN



Orang tua yang begitu pandai ini yaitu seseorang yang jenius. Ia dapat bicara dan menulis dengan cara sempurna sedikitnya dalam 9 bhs. Kelemahannya hanya satu : selamanya ia hidup miskin dan miskin. ” (Prof. Schermerhon, ketua delegasi Belanda pada perundingan Linggarjati, dalam Het dagboek van Schermerhon).

Didalam gang sempit itu, berkelok dari jalan utama, menyelusup gang-gang padat rumah di Jatinegara ada satu rumah mungil dengan satu ruangan besar. Demikian pintu di buka, bakal ada koper-koper berkumpul di pojok tempat tinggal serta kasur-kasur digulung di pojok lain ruangan besar itu. Disanalah tempat tidur H. Agus Salim bersama istri serta ketujuh anaknya.

Dikontrakan yang lain, H. Agus Salim, kurang lebih enam bln. sekali merubah letak meja kursi, almari sampai tempat tidur rumahnya. Terkadang kamar makan ditukarnya dengan kamar tidur. H. Agus Salim memiliki pendapat kalau dengan berbuat sekian ia terasa merubah lingkungan, yang manusia setiap saat butuhkan tanpa ada geser tempat atau rumah atau pergi istirahat di lain kota atau negeri. Demikianlah seperti dikisahkan Mr. Roem, murid dari H. Agus Salim yang juga tokoh Masyumi.

Kesederhanaannya yang luar biasa yaitu dikala H. Agus Salim ikhlas berjualan minyak tanah, sebatas penuhi keperluan hidupnya. Tanpa ada rasa malu ia menjualnya lewat cara mengecer, walau ketika itu dia telah pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri serta perwakilan tetaplah Indonesia di PBB. Bahkan juga sementara ada acara di Yogyakarta, Agus Salim terpaksa sekali membawa minyak tanah serta menjualnya di sana. Hasil penjualan minyak tanah itu, lanjut Roem, dipakai untuk menutupi biaya perjalanan Jakarta – Yogyakarta.
Anies Baswedan dalam ‘Agus Salim : Kesederhanaan, Keteladanan yang Menggerakan’ mengatakan kalau Agus Salim hidup sebagai Menteri dengan pola ‘nomaden’ atau geser kontrakan ke kontrakan lain. Dari satu gang ke gang lain. Berulang-kali Agus Salim rubah rumah bersama keluarganya.

Pernah, pada salah satu kontrakkan, toiletnya rusak. Setiap Agus Salim menyiram WC, air dari dalam meluap. Sang istri juga menangis sejadi-jadinya, lantaran baunya yang meluber serta air yang meleber. Zainatun Nahar istrinya, tidak kuat lagi menahan jijik hingga ia muntah-muntah. Agus Salim pada akhirnya melarang istrinya buang kakus di WC dan ia sendiri yang membuang kotoran istrinya menggunakan pispot.

Kasman Singodimedjo (tokoh Muhammadiyah serta Masyumi, Ketua KNIP Pertama), dalam ‘Hidup Itu Berjuang’ mengutip pengucapan mentornya yang paling populer ; pada ceramahnya dihadapan Bung Karno, Bung Syahrir, serta Soeharto, H. Agus Salim menyampaikan “Memimpin yaitu menderita, bukanlah menumpuk harta. ”

Pada saat salah satu anak Salim meninggal dunia ia bahkan juga tidak miliki duit untuk beli kain kafan. Salim membungkus jenazah anaknya dengan taplak meja serta kelambu. Ia menampik pemberian kain kafan baru. “Orang yang masihlah hidup lebih memiliki hak memakai kain baru, ” kata Salim. “Untuk yang mati, cukup kain itu. ”

Dalam Buku ‘Seratus Tahun Agus Salim’ Kustiniyati Mochtar menulis, “Tak tidak sering mereka kekurangan uang berbelanja. ”

Lihatlah, bagaimana tidak ada sumpah serapah petinggi memohon kenaikan jabatan, tunjangan tempat tinggal dinas, tunjangan kendaraan, tunjangan kebersihan WC, tunjangan dinas ke luar negeri untuk pelesiran, tunjangan kasur, tunjangan lobster dan lain-lain.

Kita pasti rindu sosok seperti H. Agus Salim, bukan mengenai miskinnya, namun mengenai ruang kesederhanaannya yang isi kekosongan nurani rakyat, satu keteladanan yang mulai memudar di dalam gemerlap karpet merah Istana dan Senayan.

Sumber : kampungdoa. net
NIH BUAT PARA PEJABAT DI SELRUH DUNIA........!!! H. Agus Salim: Memimpin Itu Menderita, Bukan Menumpuk Harta.,, SILAHKAN BACA DAN BAGIKAN NIH BUAT PARA PEJABAT DI SELRUH DUNIA........!!! H. Agus Salim: Memimpin Itu Menderita, Bukan Menumpuk Harta.,, SILAHKAN BACA DAN BAGIKAN Reviewed by Unknown on 07.57 Rating: 5